Wednesday, April 23, 2008

MENCIPTAKAN KESEMPATAN


Sumber: Jennie S. Bev


Delapan puluh persen penduduk di muka bumi ini menunggu kesempatan yang datang dan memanggilnya untuk bergerak. Namun hanya sekitar dua puluh persen yang menciptakan kesempatan untuk dirinya sendiri. Hal ini melampaui batas-batas budaya dan geografis, yang sangat menarik untuk diperhatikan dan diterapkan bagi kita semua. Di Indonesia, yang jumlah penganggurannya mencapai angka 20 persen, sampai kapan kita mesti menunggu kesempatan yang memanggil kita?
Tidak ada waktu lagi. Waktu untuk bergerak adalah sekarang juga.

Dibandingkan dengan di negara-negara maju, seperti AS dan Kanada, mendirikan perusahaan sangatlah ribet dan berbelit-belit, begitu banyak izin yang perlu diambil. Contohnya yang paling sederhana adalah membuka salon potong rambut. Di Indonesia, hampir setiap kota dan desa ditemui banyak sekali salon potong rambut. Izin apa yang diperlukan untuk membuka salon tersebut? Tidak ada sama sekali. Cukup punya gunting dan tempat duduk serta cermin saja. Bahkan di bawah pohon rindang pun bisa saja.
Bandingkan dengan di AS. Di setiap negara bagiannya ada yang disebut Cosmetology Licensing Bureau (Biro Izin Ilmu Kosmetologi, yang di sini maksudnya adalah “Persalonan” bukan kosmetika.) Biro ini mensyaratkan setiap orang yang hendak membuka salon untuk membawa ijazah dan transkrip kursus pelatihan salon yang biasanya sepanjang 6 bulan sampai 1 tahun. Setelah itu, ia harus mengikuti ujian negara bagian teori dan praktik. Setelah itu barulah bisa mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin untuk membuka salon.
Setelah mendapatkan izin salon, barulah bisa mengajukan izin usaha. Prosesnya sendiri memakan waktu satu sampai dua tahun dari sejak pelatihan sampai mendapatkan izin usaha dan siap untuk menerima klien. Setelah salon dibuka, jelas ada isyu-isyu lainnya seperti inspeksi mendadak dari Badan Kesehatan untuk memastikan bahwa alat-alat cukur yang dipakai bersih dan sesuai standar.
Sangat ribet dan berbelit-belit, bukan? Ini baru untuk bisnis ringan yang di Indonesia bisa dilakukan di bawah pohon rindang. Anda bisa bayangkan untuk bisnis-bisnis lainnya yang jauh lebih sophisticated.
Dengan lingkungan bisnis yang serba tertib seperti ini, saya dan suami membangun beberapa perusahaan yang sekarang sudah mulai memperlihatkan hasil. Sangat berbeda dengan di Indonesia, yang dengan sekejap mata sudah bisa memulai bisnis dengan proses yang sederhana saja.
Mungkin ini pula mengapa banyak perantau asal Indonesia yang “ogah” mendirikan perusahaan sendiri, lebih baik menunggu saja kesempatan untuk mengetuk pintunya. Di Indonesia, juga demikian. Mayoritas lebih baik pasif (alias terus melamar pekerjaan yang tidak tahu prospeknya di kemudian hari) daripada membangun usaha sendiri yang dalam satu atau dua tahun sudah menghasilkan jauh melebihi karyawan baru tahun kedua.
Menciptakan kesempatan memang kedengarannya sangatlah riskan, namun sebenarnya ini hanyalah salah satu bentuk survival skill yang dimiliki setiap orang. Mulailah dengan tahap-tahap berikut ini, niscaya Anda bisa menjadi lebih berani dalam melihat kebutuhan yang urgen serta lantas terpacu untuk menciptakan kesempatan bagi diri sendiri:
1. Hitunglah jumlah pengeluaran ideal Anda dalam satu bulan. Masukkan semua pengeluaran, seperti: makanan, sewa atau cicilan rumah tinggal, uang sekolah, pakaian, entertainment, donasi, dll.
2. Bagi pengeluaran tersebut dengan 30 hari (per bulan). Lantas bagi lagi dengan 10 jam kerja. Anda akan mendapatkan jumlah uang yang perlu Anda hasilkan per jamnya.
Misalnya:
Kebutuhan per bulan adalah Rp5.000.000,-.
Pengeluaran per hari (rata-rata) adalah Rp5.000.000,- : 30 hari = Rp166.700,-
Penghasilan per jam (asumsi 10 jam kerja) yang diperlukan untuk mencukupi di atas adalah Rp16.700,- untuk asumsi kerja 30 hari per bulan. Jika Anda bekerja 20 atau 25 hari per bulan, gunakan angka yang dimaksud.
Mulailah dari angka ajaib per jam ini. Camkan di dalam benak bahwa Anda tidak bisa mempertahankan gaya hidup jika tidak menghasilkan sekian tersebut. Jadikan ini patokan Anda dalam memilih jenis bisnis dan menjalankannya dengan antusiasme.
Siapa bilang menciptakan kesempatan itu sulit? Mulai saja dari angka penghasilan per jam dan jalankan dengan blue print ini. Sukses tidak ditanggung, lho.

1 comment:

ROBERT said...

Good Day,
I,ve search for those who read RICHDAD books, I saw that you already did and I Thank you for that.
I would like invite you to read some of my posts about my current views..
Thank you.