Sunday, July 29, 2012

Jatibening dan Terminal Bayangan (Multiplier Efek dan Solusinya)


Hah gara-gara tadi pagi rame di twitter terutama @lewatmana, di bbm, di detik.com jadi pengen nulis nih sesama warga jatibening. Tadi pagi kebetulan berangkat pagi-pagi terus juga tidak lewat situ, saya lewat jembatan tol curug, ketika itu diatas jembatan rame orang, kirain ada apa, eh ternyata jalanan lengang, bus pd muterbalik di bawah jatiwaringin walah ternyata ada Demo warga jatibening terutama tukang ojek dan preman FBR yang kehilangan rezeki gara-gara penutupan itu.

Walikota bekasi dan PT.Jasamarga harus berunding yang tidak mengecewakan semua pihak, baik warga,pemakai tol yg lain serta stakeholder yang berkepentingan. saya pernah ngobrol2 sama tukang ojek di situ, para tukang ojek itu setiap hari harus setoran kepada FBR di situ Rp2000,-/hari, ada berapa ratus tukang ojek tuh baik itu arah bekasi dan arah Jakarta, coba bayangkan…

Kalo pagi atau sore banyak warga yang antar/jemput istri,suami atau anak yang mau berangkat atau pulang kerja dengan menunggu di pintu keluar tol, memang lebih dekat, karena disekitar jatibening banyak sekali perumahan, ini juga jadi pintu rezeki pedagang kecil dari tukang gorengan sampai tukang rokok, belum lagi para pengamen, timer juga pengemis. Belum lagi jasa titipan motor di kedua sisi tol itu ada puluhan yang rata-rata menampung 50 lebih motor /hari dengan jasa titip Rp3000,- misalnya ada 20 ajax50xRp3000,- = Rp 3.000.000,-/hari tarohlah sebulan 20 hari kerja =Rp60juta/bulan. itu baru dari jasa titip motor, multiplier efeknya luar biasa kan!

Kenapa ada jasa titip motor?, karena ada banyak karyawan yg kerja di jakarta (arah jakarta) atau di Kawasan industri (arah cikampek) yang bertempat tinggal sekitar sini yang berangkat melalui jati bening membawa motor dari rumah (daripada naik ojek lebih mahal), di titipkan dipenitipan yang cuma 3ribu perak (baru naik sebelumnya 2ribu).

Walikota bekasi harus turun tangan, jasa marga harus liat sebab akibatnya jangan hanya mementingkan masyrakat yang bermobil lihat juga kepentingan dari multiplier efek tadi. Gimana solusi yang win-win agar tidakada kejadian serupaadalah:

1.Bikin sodetan yang aman untuk bis masuk untuk ambil penumpang,rancang sedemikian rupa,manfaatkan kelebihan tanah di kedua sisi jalan tol,kalo memang ada beda ketinggian keruk ratakan biar sama tingginya sama tol, biayanya tanggung jasamarga sama pemkot Bekasi. Ingat hanya bis yang boleh masuk mobil pribadi tidak boleh loh ya.

2.kalo tidak bisa no1, bikin pintu keluar masuk, jadi bis yang ambil penumpang di luar jalan tol di dua arahnya. Manfaatkan tanah yang ada kalo tidak ada pemkot Bekasi beli dari warga sekitar jadikan fasos untuk kepentingan bersama.

3.Kalo mau di tutup silakan tapi sediakan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sebagai kompensasinya dan sediakan MRT yang nyaman di Kalimalang, misalnya angkutan sungai di sepanjang kalimalang sampai cawang atau teruskan pembangunan becak kayu yang terbengkalai sebagi monorel dari Bekasi ke Jakarta.

No comments: