Saturday, November 17, 2007

Andrea Hirata


Seminggu ini saya sedang keranjingan laskar pelangi dan sang pemimpi serta ingin cepat-cepat baca Edensornya Andrea Hirata, memang sih agak telat tapi lebih baik dari pada tidak membacanya sama sekali.
Novel yang menggugah semangat dan wajib dibaca bagi pelajar dan orang tua.
Sedih, lucu dan keharuan yang mendalam ketika kita membaca novel Andrea hirata, jarang ada buku yang muncul atau biograpi yang ditulis menjadi novel dan menginspirasi pembacanya seperti ini, selain metafora yang beda dan lucu.

Dibawah ini adalah komentar seseorang yang saya ambil di http://bundaagnes.multiply.com/reviews/item/1 yang sama-sama baru selesai membaca dua novelnya Andrea Hirata:

Baru saja aku membaca buku "Sang Pemimpi", buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Aku belum sempat membuat review Laskar Pelangi. Tapi kesimpulanku sama, kedua buku ini sungguh memesona. Keduanya sanggup membuatku tertawa dan menangis. Bukan cuma itu, makna yang terselip dari ceritanya, daleem! Makna-makna yang tersebar itu yang membuatku menangis. Dan keunikan cerita yang dikemas dengan humor-humor yang cerdas membuatku kadang tak berhenti tertawa. Aku kagum dengan kemampuan penulis membuat metafora yang juga cerdas dan lucu. Novel ini dituturkan penulisnya berdasarkan kisah nyata. Barangkali ini lah kekuatan lain yang membuat aku sebagai pembaca merasa begitu terpikat.

Aku terheran-heran melihat seorang anak muda yang cinta mati kepada kuda hingga membuatnya lupa makan dan sekolah. Aku tertawa menyaksikan kegilaan anak-anak muda kreatif menjahili gurunya. Aku mengelus dada menyaksikan kekejaman hidup yang harus mereka pikul. Terlahir untuk melarat. Hidup mereka begitu susah bahkan sejak mereka baru bisa membuka mata.

Aku menangis haru, saat menjumpai kebeningan hati mereka. Air mataku menggenang menyaksikan bara api semangat dalam diri mereka. "Tanpa mimpi dan semangat orang seperti kita akan mati."
"Kita tak 'kan pernah mendahului nasib!"
"Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apapun yang terjadi!"

Mimpi itu membuat mereka setegar karang. Dan air mataku tumpah menyaksikan kebesaran Tuhan di penghujung cerita. Subhanallah..subhanallah..hanya itu yang bisa kuucapkan. Betapa sempurnanya Tuhan mengatur potongan-potongan mozaik hidup mereka. Aku melongok hidupku. Sungguh malu rasanya aku. Diberi hidup senikmat ini tapi kadang masih juga selalu merasa kurang. Lihatlah mereka, hidup begitu kejam pada mereka. Tapi mereka tak berhenti bermimpi, tak berhenti berjuang, tak berhenti berpositive thingking. Dan...tengoklah, kun fayakun! Allahu Akbar! Seperti tongkat Musa membelah laut merah, akhirnya pungguk pun tak lagi merindukan bulan. 'Hanya' karena mimpi!

Inspiring! Buku ini membuat aku sebagai pembaca tergerak untuk tak mengabaikan mimpi-mimpiku. Semangat buku ini menulariku untuk berjuang dan terus berjuang seberat apapun tantangan yang menghadang. Dan yang terpenting, buku ini pun membuat ku semakin melihat kebesaran dan keadilan Tuhan pada umatnya.

Memang kalau saya amati, bacaan dan tontonan yang bagus adalah yang bertema kesederhanaan dan mengangkat masyarakat marginal,kelas bawah. Saya menyukai bacaan-bacaan dan tontonan sederhana yang membuat kita merasa termotivasi, semangat, dan menyadari bahwa kita sangat beruntung.

Kalo tontonan sinetron yang saya sukai seperti dulu ada ”Jendela Rumah Kita,” yang melambungkan nama Artis Desy Ratnasari, Serumpun Bambu,Keluarga Cemara, kiamat sudah Dekat,Para Pencari Tuhan (Hampir semua Karya Dedy Mizwar) Saya suka. Itulah seharusnya tontonan bagi rakyat Indonesia. Mas Wendo, Bang Deddy, Bang Andrea kami tunggu karya karyamu yang dapat menginspirasi bagi rakyat jangan melulu remaja kita disuguhi tontonan yang mengumbar kemewahan, intrik, pembunuhan, iri , dengki, klenik, budaya instan yang merusak moral dan budi pekerti.

1 comment:

WURYANANO said...

Apa kabar Mas Didin?

Kejar terus mimpinya Mas! sampai dapat ya...

Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
http://wuryanano.wordpress.com/